Membentuk Keluarga Islami,
(Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah)
Oleh Bp. Drs. H. Arif Rahman, LC (Semarang)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad
Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 1 April 2012.
Kehidupan Dalam Keluarga
1. Kedudukan Keluarga
Keluarga merupakan
tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai
yang paling intensif dan menentukan, karenanya menjadi kewajiban setiap
anggota Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah,
mawaddah warahmah yang dikenal dengan Keluarga Sakinah.
2. Fungsi Keluarga
1.
Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu
difungsikan selain dalam mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam
juga melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi
muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan penyempurna gerakan
da'wah di kemudian hari.
2.
Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut
keteladanan (uswah hasanah) dalam mempraktikkan kehidupan
yang Islami yakni tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul dengan ma’ruf,
saling menyayangi dan mengasihi, menghormati hak hidup anak, saling menghargai
dan menghormati antar anggota keluarga, memberikan pendidikan akhlaq yang mulia
secara paripurna, menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana siksa
neraka, membiasakan bermusyawarah dalam menyelasaikan urusan, berbuat adil dan
ihsan, memelihara persamaan hak dan kewajiban, dan menyantuni anggota keluarga
yang tidak mampu.
6.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
Juga sabda Rasulullah SAW :
“Setiap kalian adalah pemimpin
yang bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang amir adalah pemimpin atas
rakyatnya dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki
adalah pemimpin di keluarganya dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.
Seorang perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya dan ia
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba sahaya adalah
pemimpin atas harta tuannya dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas yang
dipimpinnya.” (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar) .
Untuk mewujudkan
keluarga Islami berangkat dari kesadaran kita masing-masing yang bisa dilihat dari
QS. Thaahaa (20) : 132,
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya, kami tidak meminta
rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu, dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa.
Membentuk Keluarga Islami artinya bagaimana membentuk pribadi muslim
yang baik. Dalam memilih calon istri Rasulullah memberi pedoman :
·
Perempuan itu dinikahi karena 4 perkara, karena hartanya,
karena keturunannya, karena kecantikan dan karena agamanya. Maka pilihlah yang
mempunyai akhlaq yang baik, maka engkau akan beruntung.
·
Janganlah engaku menikahi Perempuan karena cantiknya, karena
boleh jadi kecantikannya itu akan mencelakakanmu, jangan pula engaku menikahi
karena hartanya, boleh jadi hartanya akan mencelakakanmu juga, tetapi nikahilah
mereka atas alasan agama, bahkan seorang budak hitam tetapi punya agama akan
lebih afdhal.
Selain hadist diatas, dapat juga dijadikan
teladan Kisah Umar bin Khathab dengan penjual susu . Ketika Umar bin Khathab
menjadi khalifah, beliau setiap malam berkeliling kota Madinah. Suatu malam Umar
bin Khathab mendapati sebuah rumah pada tengah malam lampu dirumahnya masih
menyala, kemudian didekatinya. Ketika dekat, Umar mendengar pembicaraan seorang
ibu yang menjual susu dengan putrinya.
Ibu : “Susu yang sedang dimasak, ditambah
dengan air agar kita untungnya lebih banyak.”
Anak : “Tidak boleh, itukan menipu.” Ibu : “
Tidak apa, kalau tidak kita tidak akan kaya.”
Anak : “Tidak mau.” Ibu : “ tidak apa – apa,
tidak ada yang melihat.”
Anak : “Memang tidak ada yang melihat, tetapi
ada yang selalu melihat, yaitu Allah.”
Begitu mendengar percakapan tersebut Umar
pulang dan menemui anaknya Aziz dan mengatakan :” Kamu besok kerumah itu dan
lamar anak itu.” Kemudian putri penjual susu itu dilamar oleh Aziz dan
melahirkan seorang khalifah yang sangat agung untuk diteladani yaitu Umar bin
Abdul Aziz. Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz cuma 2,5 tahun , tetapi dijamannya
tidak ada orang yang mau menerima zakat karena makmur serta sejahtera dan
setiap orang menjadi pemberi zakat, dan juga pertentangan antara Sunni dan
Syi’ah mereda.
Juga kisah pemuda yang makan buah di suatu
kebun , kemudian teringat bahwa dia belum meminta ijin pemilik kebun dan
mencari pemilik kebun untuk di ikhlaskan. Tetapi pemilik kebun tidak mau
mengikhlaskan.Pemilik kebun minta syarat agar pemuda itu bekerja kepadanya 2
tahun, dan disanggupi. Menjelang 2 tahun pemilik kebun minta syarat tambahan
yaitu untuk menikah dengan gadis anaknya
yang bisu, buta, tuli dan lumpuh . Karena tidak ingin makanan haram masuk
tubuhnya, maka pemuda itu menyetujuinya. Setelah menikah pemuda itu kaget,
karena wanita itu tidak bisu, tidak tuli , tidak buta dan tidak lumpuh.
Kemudian pemilik kebun itu menerangkan bahwa : “ Putriku bisu karena tidak
pernah mengucapkan kata-kata kotor, tuli karena tidak pernah mendengar sesuatu
yang tidak baik, buta karena matanya tidak pernah melihat sesuatu yang tidak
baik. Lumpuh karena kakinya tidak pernah berjalan ketempat yang tidak baik.”
Dari pernikahan tersebut, menurut riwayat lahirlah ulama besar yaitu Imam
Syafi’i.
Pribadi Muslim
dalam keluarga mempunyai beberapa kriteria :
1.
Salimul Aqidah (aqidahnya baik atau benar)
2.
Shahihul Ibadah (ibadahnya baik atau benar)
3.
Matinul Khuluq (Akhlaq yang kuat)
4.
Mutsaqaful Fikr (Mempunyai wawasan berfikir dari
belajar)
5.
Nafi’un Lighairih (mempunyai manfaat terhadap orang
lain)
6.
Harishun ala waqtih (mempunyai menajemen waktu yang
baik)
7.
Munadzamun fi Syu’unihi (teratur dalam segala
urusannya)
8.
Qadirun ‘alal Kasbi (mampu untuk mencari nafkah)
9.
Mujahidun Linafsih (mempunyai semangat hidup)
10.
Qawiyyul Jism (mempunyai badan yang kuat atau
sehat)
Rasulullah memberi
contoh akhlaq yang mulia dalam keluarga :
Allah merahmati seorang suami yang bangun tengah malam untuk melakukan
shalat, lalu ia membangunkan istrinya agar ikut shalat, dan jika istrinya tidak
mau bangun, ia memercikkan air pada wajahnya. Dan Allah juga merahmati seorang
wanita yang bangun tengah malam untuk shalat, lalu ia membangunkan suaminya
agar ikut shalat, dan jika suaminya tidak mau bangun, maka ia memercikkan air
pada wajahnya. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah) .
Rasulullah juga
memberi peringatan untuk suami agar berbuat baik pada keluarganya :
Seburuk-buruk manusia
adalah yang kasar terhadap keluarganya, mereka bertanya: wahai Rasulullah
bagaimanakan yang dimaksud kasar terhadap keluarganya? Seorang suami yang
apabila masuk rumahnya, isterinya takut, anak-anaknya lari dan pembantunya
kabur, apabila ia keluar rumah, isterinya gembira dan keluarganya merasa senang
aman.
(HR. At-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Ausath)
Pendidikan Anak
Sebuah kisah yang dapat dijadikan teladan
dalam mendidik anak : Umar bin Abdul Aziz (cucu
Umar bin Khatab) ketika baru saja dilantik menjadi khalifah, baru saja ia merebahkan
badannya, seorang pemuda berusia tujuh belasan tahun datang menghampirinya dan
mengatakan, “Apa yang ingin engkau lakukan wahai Amirul Mukminin?”
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjawab, “Biarkan aku tidur barang sejenak.
Aku sangat lelah dan capai sehingga nyaris tak ada kekuatan yang tersisa.
“Namun pemuda itu tampak tak puas dengan jawaban tersebut. Ia bertanya lagi, “Apakah
engkau akan tidur sebelum mengembalikan barang yang diambil secara paksa kepada
pemiliknya, wahai Amirul Mukminin? Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan,
“Jika tiba waktu zuhur, saya bersama orang-orang akan mengembalikan
barang-barang tersebut kepada pemiliknya.” Jawaban itulah yang kemudian
ditanggapi oleh sang pemuda, “Siapa yang menjaminmu hidup sampai setelah
zuhur, wahai Amirul Mukminun?” Pemuda itu bernama Abdul Aziz. Ia, putera Amirul Mukminun sendiri, Umar bin
Abdul Aziz.
Dan doa untuk
mendapat keturunan yang baik adalah :
"Ya Allah karuniakan kepada kami isteri dan
keturunan yang menentramkan hati kami dan jadikan kami penghulu orang-orang
yang bertaqwa"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar