Prinsip-prinsip Pokok dalam Islam
(Dirangkum dari Minhaj Muslim, karya Abu Bakar
al Jazahiri)
Oleh Bp. Drs. H. Makmun Pitoyo, M.Ag.
Disampaikan dalam Kajian
Malam Rabu Muhammadiyah Temanggung, tanggal 3 April
2012
Dalam beragama Islam harus berpegang pada prinsip-prinsip pokok,
yaitu :
1.
Kebenaran adalah yang datang dari Allah Azza Wa Jalla.
Allah SWT berfirman-Nya: QS. Al-Baqarah (2):
147.
147.
kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk
orang-orang yang ragu.
Ayat ini
menejelaskan tetang kebenaran hanya dari Allah SWT. Dan firman Allah yang
lain dalam QS. Al-Kahfi (18): 29,
29. dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah
sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.
dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Al-Qurthubi menjelaskan: “katakana wahai Muhammad kepada mereka
yang telah Kami lalaikan kalbunya dari berdzikir kepada Kami; Wahai manusia,
dari Rabb kalianlah kebenaran itu, maka Allahlah yang member taufik (kepada
hamba-Nya) dan yang menimpakan kehinaan…”.
(Al-jami’ Li Ahkamil Qur’an: 10/393).
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman Rasulullah,
“Katakan wahai Muhammad, Inilah yang aku bawa dari Rabb kalian, itulah yang
benar, tiada keraguan padanya.”
Ini membantah pendapat bahwa kebenaran bisa dari pikiran manusia,
dan merupakan suara kebanyakan. At Saukhani mengatakan : “ Katakan pada mereka,
orang –orang yang lalai, kebenaran itu dari Rabb kalian bukan dari arah yang
lain. Kalau dari arah yang lain memungkinkan untuk dirubah dan diganti.”
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Hajj (22) : 6 ,
6. Yang demikian itu, Karena Sesungguhnya Allah,
dialah yang haq dan Sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
2. Jalan kebenaran
hanya satu.
Allah
berfirman dalam QS. Al-An’am: 153
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini)
adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Ibnu
Katsir mengatakan: Allah menyebutkan kata “sabil” dengan bentuk tunggal karena
kebenaran hanyalah satu, oleh karena itu Allah menyebut “jalan lain” dengan
bentuk jamak karena bercabang-cabang dan berpencar-pencar, seperti firman Allah
dalam QS Al-Baqarah: 256 - 257.
256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang
tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
257. Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
Ibnu
Mas’ud mengatakan: Rasulullah membuat garis di hadapan kami sebuah garis, lalu
Beliau mengatakan: ‘Ini adalah jalan
Allah, lalu beliau membuat garis-garis di kanan-kirinya kemudian
mengatakan,’ini adalah jalan (lain) dimana di setiap jalan ada syaitan yang
menyeru kepadanya”, kemudia beliau membaca ayat… QS. Al-An’am: 153. (HR.
Ahmad. Dalam kitab Dhilalul Jannah, no 17 hal. 13).
Tugas
kita adalah menemukan jalan yang satu tersebut, kemudian berpegang erat. Dalam
sebuah hadist dari Syauban, Rasulullah bersabda : Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang selalu menang diatas
kebenaran, tidak akan memberikan madhorot sedikitpun terhadap mereka
orang-orang yang meremahkan mereka, sehingga datangnya keputusan Allah
sementara mereka dalam keadaan itu.
Hadits
(yang mengabarkan) perpecahan umat, dan adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Yahudi terpecah menjadi tujuh
puluh satu golongan dan Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, dan ummatku akan
terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya berada di neraka kecuali
satu (golongan).” Mereka bertanya: “Siapa mereka, Ya Rasulullah?” Beliau
menjawab: “Mereka berada pada apa yang aku dan sahabatku berada pada hari ini.”(HR Tirmidzi dishahihkan
oleh Al-Albani dalam kitab Shahih Al-Jami’ no. 5218).
Untuk
menjawab golongan yang satu yang masuk surga, bisa dilihat di QS. Ali ‘Imran
(3); 85,
85.
Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi.
3.
Agama Islam telah Sempurna.
Karena
agama Islam sudah sempurna, berarti tidak perlu ditambah atau dikurangi. Hal
ini juga dijelaskan di QS Al-Maidah (5): 3,
Kajian lengkap Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar