(capita selecta)
Oleh Badrun Mustofa , S.Pd.
Disampaikan dalam Kajian Malam Rabu Muhammadiyah Temanggung
Di Aula SMK Muh I Temanggung, tanggal 1 Mei 2012
Oleh Badrun Mustofa , S.Pd.
Disampaikan dalam Kajian Malam Rabu Muhammadiyah Temanggung
Di Aula SMK Muh I Temanggung, tanggal 1 Mei 2012
A. PENDAHULUAN
Marilah kajian malam hari ini kita mulai dengan beberapa pertanyaan :
Berapa perbandingan antara anak-anak yang cerdas dan tidak cerdas di sekolah bapak dan ibu?
Apa yang bapak/ibu lakukan terhadap anak-anak yang cerdas dan tidak cerdas itu?
Bagaimana pendapat bapak/ibu terhadap anak yang terampil dalam olah raga atau musik tetapi nilai akademik (Matematika, IPA, dll) sangat rendah? Apa yang akan bapak/ibu lakukan terhadap anak tersebut?
Pernyataan yang bisa membunuh kecerdasan :
Bapak dan Ibu inilah anak-anak hebat sekolah kita. Dari kiri ke kanan, Ranking 3 Rangking 1 dan Ranking 2. Yang lainnya, belum menjadi hebat!
Bapak dan Ibu! Putra putri bapak dan ibu termasuk kelompok anak-anak bodoh, maka mari kita dorong mereka bersama-sama untuk terus belajar. Mereka harus kita paksa untuk mengikuti les Matematika dan Sains
Kamu itu berbakat dalam olah raga nak, tapi sayang nilai Matematika dan IPA mu 3,75. Sungguh menghawatirkan sekali masa depanmu!
Oalah nak nak! Tidak belajar Matematika, malah ingin jadi tukang kayu. Pantas kalau Matematikmu dapat telur. Seperti bapakmu ini loh, jadi tukang insinyur sampai botak kepalaku!
Anak ber-IQ jongkok! MASA DEPANMU SURAM DAN GELAP
Perlu direnungkan :
Berapa perbandingan antara anak-anak yang cerdas dan tidak cerdas di sekolah bapak dan ibu?
Apa yang bapak/ibu lakukan terhadap anak-anak yang cerdas dan tidak cerdas itu?
Bagaimana pendapat bapak/ibu terhadap anak yang terampil dalam olah raga atau musik tetapi nilai akademik (Matematika, IPA, dll) sangat rendah? Apa yang akan bapak/ibu lakukan terhadap anak tersebut?
Pernyataan yang bisa membunuh kecerdasan :
Bapak dan Ibu inilah anak-anak hebat sekolah kita. Dari kiri ke kanan, Ranking 3 Rangking 1 dan Ranking 2. Yang lainnya, belum menjadi hebat!
Bapak dan Ibu! Putra putri bapak dan ibu termasuk kelompok anak-anak bodoh, maka mari kita dorong mereka bersama-sama untuk terus belajar. Mereka harus kita paksa untuk mengikuti les Matematika dan Sains
Kamu itu berbakat dalam olah raga nak, tapi sayang nilai Matematika dan IPA mu 3,75. Sungguh menghawatirkan sekali masa depanmu!
Oalah nak nak! Tidak belajar Matematika, malah ingin jadi tukang kayu. Pantas kalau Matematikmu dapat telur. Seperti bapakmu ini loh, jadi tukang insinyur sampai botak kepalaku!
Anak ber-IQ jongkok! MASA DEPANMU SURAM DAN GELAP
Perlu direnungkan :
Kenyataan masih banyak sekolah-sekolah kita yang melakukan identifikasi antara murid pandai dan murid bodoh.
Apakah yang memiliki masa depan cerah itu hanyalah anak-anak yang dianggap cerdas oleh sekolah?
Apakah pengelompokan : anak cerdas dan tidak cerdas oleh sekolah itu sudah tepat?
B. APA CERDAS ITU?
Bermacam Temuan Tentang Kecerdasan Manusia :
IQ (Alfred Binnet)
MI (Howard Gardner, Multiple Intelligence)
EQ (Daniel Goleman, Emotional Intelligence)
SQ (Zohar dan Marshall, Spiritual Capital)
AQ (Paul G. Scholtz, Adversity Quotient)
PQ (Stephen R. Covey, The 8th Habit)
CI (Alan J. Rowe, Creative Intelligence)
IQ (Alfred Binnet)
MI (Howard Gardner, Multiple Intelligence)
EQ (Daniel Goleman, Emotional Intelligence)
SQ (Zohar dan Marshall, Spiritual Capital)
AQ (Paul G. Scholtz, Adversity Quotient)
PQ (Stephen R. Covey, The 8th Habit)
CI (Alan J. Rowe, Creative Intelligence)
Kajian lengkap bisa klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar