Oleh Bp. H. Djundardo (Temanggung)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad
Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 13 Mei 2012.
Pemahaman bahwa Muhammad SAW adalah Nabi & Rasul terakhir kita peroleh
dengan proklamasi kita sebagai orang muslim dengan membaca syahadat.
Sehingga Muhammad adalah Rasul terakhir adalah bagian dari keyakinan orang
muslim dan sudah jelas. Sehingga sikap mengingkari hal ini adalah kafir . Hal
ini perlu dibahas karena :
·
Banyak orang mengaku Nabi
·
Adanya faham yang mengaburkan kebenaran
·
Ancaman terhadap anak-cucu kita
Jika muncul pertanyaan apakah
agama masih diperlukan ? yang merujuk
dari fakta :
·
Pertentangan & permusuhan atas nama Agama banyak terjadi
·
Semua agama bersifat Exclussive (merasa paling benar)
·
Orang bisa hidup tanpa agama
Ini menjadi tantangan dakwah bagi kita.
Tantangan Dakwah
1.
Mencapai masyarakat semakin mudah, menyakinkan
masyarakat semakin sulit .
2.
Kompetisi dalam komunikasi Dakwah kalah dengan
komunikasi produk dakwah yang kain.
3.
Jangkauan semakin jauh (lintas batas), kearifan lokal semakin terpinggirkan .
4.
Banyak pesan (iklan) NON SPIRITUAL , masyarakat
semakin haus SPIRITUAL.
5.
Perkembangan zaman mendorong nilai baru ada yang antipati, apatis, tidak akses, cuek
terhadap agama.
6.
Zaman sudah terbuka, masih banyak masyarakat yang
masih tertutup.
7. Globalisasi membawa manfaat, namun mengaburkan
batas-batas wilayah & norma
Muhammad
Penutup Nabi
Muhammad itu
sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi dan adalah Allah Maha mengetahui segala
sesuatu. QS. Al Ahzab (33) : 40.
Ada yang berargumen bahwa
Nabi Muhammad hanya Nabi terakhir. Bukan Rasul terakhir. Namun hadits di bawah
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi terakhir, tapi juga Rasul
terakhir: Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai
pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi,
Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Imam Muslim dan yang
lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya
seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat
indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian
orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak
taruh batu ini ?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”
Imam Muslim juga
meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya
Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan
kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang
mana manusia berkumpul di kaki saya,
saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”
Rasulullah SAW
menjelaskan: “Suku Israel dipimpin oleh
Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal
dunia, seorang nabi lain meneruskannya.
Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah
yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
Abdur Rahman bin Jubair mengatakan: “Saya mendengar Abdullah bin ‘Amr ibn-’As
menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari
rumahnya dan bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan
seolah-olah beliau akan meninggalkan kita. Beliau berkata: “Aku Muhammad, Nabi Allah yang Ummi”, dan mengulangi pernyataan itu
tiga kali. Lalu beliau menegaskan: “Tidak ada lagi Nabi sesudahku”. (Musnad
Ahmad, Marwiyat ‘Abdullah bin ‘Amr ibn-’As).
Mengaku Nabi ( palsu )
Abu Daud dan yang lain
dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW: “Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya
mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi
dan tidak ada nabi setelahku, Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang
akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir.Karena itu,
wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan
kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku;
dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat …”
Peristiwa aku mengaku
nabi dan rosul bukan hal baru dalam sejarah Umat Islam, bahkan di setiap agama
pun ada. Namun, dalam lebih dari dua abad ini kebanyakan muncul dikalangan Umat
islam. Yang paling menohok karena disokong oleh kekuasan politik dan militer
era kolonialisme adalah pengakuan Mirza Ghulam Ahmad pendiri Ahmadiyyah yang
mengaku nabi dengan sokongan Inggris sebagai promotornya.
Kesimpulan :
·
Kita harus Yakin 100 % , Tak ada Nabi setelah Muhammad
·
Menghina Rasul tanda tak iman / kafir
·
Semua syari’at
tidak berlaku setelah diutusnya Muhammad saw.
·
Akan ada orang yang membuka-buka syari’at lama; dan
menambah-nambah syari’at baru
Keharusan mengosongkan
ajaran selain Islam
Suatu ketika Rasul dengan
Abu Bakar, Umar datang dan membuka baju, membawa lembaran
lembaran taurat. Rasul langsung berwajah
merah, dan Abu Bakar bertanya: Apa kamu tidak melihat wajah Rasul ? Seketika
Umar berucap : Rodhitu billahi robba,
wabil Islami dina, wabi Muhammadin nabiyya warasula , Rasul sabda : Kalau
Musa hidup dan kamu ikut Musa kamu tersesat.
Tanggungjawab Rasul
128. Sungguh
Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. 129. Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka
Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiKu; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya
kepada-Nya Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang
agung".
Ali bin Abi Tholib ra. berkata Ia sangat takut dengan 2 perkara :
Panjang angan-angan dan hawa nafsu .
Beliau menjelaskan , Panjang agan angan
akan melaliakan akhirat , dan Hawa nafsu mencegah dari kebenaran. Ingatlah,
dunia telah berbalik pergi dan akhirat sedang datang menghadap, masing-masing
dari keduanya mempunyai anak . Maka
jadilah anak-anak akhirat jangan anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah hari beramal tanpa hisab, dan besuk adalah hari hisab tanpa amal (HR. Ahmad dalam Az zud, II/48).
Kisah Muhammad
Al-Fatih, Pangeran Penakluk Konstantinopel (Turki)
Rasulullah SAW pernah
bersabda : “ Kalian pasti akan
membebaskan Konstantinopel. Sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir
Nya, dan sekuat-kuat pasukan adalah pasukan Nya.” (HR. Ahmad).
Seorang Pangeran Muda bernama Muhammad Al-Fatih terobsesi menaklukkan
konstantinopel. Di sepertiga malam terakhir menjalang malam penaklukan
Konstantinopel, ia mengumpulkan semua prajuritnya dalam barisan. “Saudara-saudaraku
dijalan Allah, amanah yang dipikulkan ke
pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. 700 tahun
Rasulullah telah menggerakkan Mujahid tangguh, namun Allah belum mengizinkan
mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian, siapa yg pernah meninggalkan
shalat fardhu sejak balighnya, silahkan duduk”. Begitu sunyi, tak seorangpun
bergerak. “Yang pernah meninggalkan Puasa Ramadhan, silahkan duduk”. Tak
satupun pasukannya yang bergerak. “Yang pernah mengkhatamkan Al-Qur’an lebih
dari satu bulan, silahkan duduk”. Beberapa gelintir orang perlahan menekuk
kakinya, berlutut berlinang air mata . “Yang pernah kehilangan hafalan
Qur’an-nya silahkan duduk”. Kali ini lebih banyak yang duduk,menangis sedih,
khawatir tak ikut menjadi ujung tombak pasukan. “Yang pernah meninggalkan
shalat malam sejak balighnya, silahkan duduk”. Tinggal sedikit yang masih
berdiri dengan wajah yang sangat tegang . “Yang pernah meninggalkan puasa Ayyaamul Bidh (puasa tanggal 14, 15) silahkan duduk”. Kali ini semua terduduk lemas, hanya satu
orang yang masih berdiri. Dialah sang pangeran itu sendiri. Kemudian Pangeran
mengajak pasukan untuk bertaubat kehadirat Allah SWT dan berdoa agar dapat
diberi kekuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar