Oleh Bp.
Drs. H. Slamet Abdullah,
MA. ( Bantul )
Disampaikan
dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 2 September 2012.
Manusia yang sukses
didunia dan diakherat meneladani sikap Rasulullah dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari. Kesukseskan Rasulullah diakui juga penulis dari Amerika antara
lain Michael Haertz, yang menulis buku “100 tokoh yang berpengaruh di Dunia”,
yang menempatkan Nabi Muhammad di urutan pertama. Michael Haertz memberi alasan
bahwa Nabi Muhammad adalah satu satunya manusia dalam sejarah yang sukses
dengan penuh, baik dibidang agama maupun dibidang keduniaan. Hal ini berdasarkan penelitian
yang sangat lama. Dan dikatakan bahwa Nabi Muhammad bukan berangkat dari nol,
tetapi berangkat dari titik untuk membuat angka nol sampai menuju sukses. Dan
dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad rakyat Mekah dan madinah serta penduduk di
sekitar jazirah arab tidak melakukan protes karena tidak ada celah untuk itu
dikarenakan sikap dan ajarannya komplit dan sempurna. Allah berfirman dalam Al Qur'an :
112. Mereka
diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka
kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan yang
demikian itu Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan
melampaui batas. (QS. Ali Imron (3),112).
Surat diatas
menjelaskan bahwa manusia akan selalu diliputi kehinaan, kecuali
sanggup berpegang kepada “kabel” yang menghubungkan manusia dengan Allah dan
“kabel” yang menghubungkan manusia dengan manusia . “ Kabel” dengan Allah (hablu mina Allah): Syahadat , Shalat , Puasa, Zakat dan Haji . Tidak cukup seseorang hanya
mempunyai kesholehan spiritual tetapi juga harus mempunyai kesholehan sosial
(Zakat, Haji). Hal ini juga diterapkan di Muhammadiyah dengan adanya Amal Usaha
Muhammadiyah yang berupa tempat pendidikan dan rumah sakit.
Dalam budaya
jawa dalam rangka menjalin hubungan silaturachim dengan diselenggarakannya
acara halal bi halal dengan saling maaf memaafkan , karena dengan berebut
mengaku kesalahan maka akan didapat kebenaran, tetapi kalau berebut kebenaran
maka akan diperoleh kesalahan. Terdapat makanan yang bernama “lonthong” yang diartikan “olone kothong” artinya segala kesalahan
hilang. Juga hidangan “opor”
mempunyai makna “olone diporo – poro”
yang artinya kesalahan yang ada dimintakan maaf sampai habis terbagi-bagi.
Tidak lupa disediakan “krupuk” yang
mempunyai makna “ kerukunane dipupuk”
artinya “selalu memupuk kerukunan, kekompakan dan kebersamaan”. Kerukunan tidak
boleh pecah karena alasan agama, agama tidak boleh cemar karena alasan kerukunan. Dan yang tidak pernah keringgalan
adalah hidangan “sambal goreng ati dan
krecek (kulit)”, mempunyai makna dalam menjalin kebersamaan , memberi maaf
itu tulus dilubuk hati yang paling dalam, tidak hanya dikulit saja.
Orang-orang yang sukses setelah Ramadhan mempunyai tanda :
a. Wajhul
maligh : Wajah yang
bersinar / berseri-seri, selalu ramah.
b. Lisanan Fasiikhun : Lisannya yang fasih, selalu
menghiasi lisannya (ucapannya) atau suaramu dengan kalimat Al Qur’an. Tidak
mengumbar bicara, hanya kalau diperlukan. Dirinya mampu mengendalikan diri
dalam ucapannya, karena sudah dilatih selama ramadhan.
c. Yadhun sakiiyun : Tangannya mau membuka. Ada tradisi
ringan bersadaqah dan infaq dengan ikhlas.
d. Qolbun
takiqun : Hatinya
menjadi taqwa. Ibnu Qoyyim menyatakan bahwa orang yang taqwa adalah orang yang
menjauhi semua yang haram. Tanda lain orang yang taqwa (mutaqim) adalah orang yang menjauhkan diri dari hal-hal yang
makruh. Seperti firman Allah :
67.
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. 68."Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada
hari Ini dan tidak pula kamu bersedih hati. 69. (yaitu) orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang
berserah diri.70. Masuklah kamu ke
dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". (QS. Az Zukhruf (43), 67-70)
Ayat ini dijelaskan oleh Rasulullah :
Sesungguhnya Allah memiliki hamba,
yang disediakan oleh mereka mimbar-mimbar kehormatan, mereka duduk diatas,
mereka itu pakaiannya bersinar, wajahnya bersinar, mereka itu bukan Nabi dan
bukan para suhada. “ Siapa mereka itu ya Rasulullah ?” Rasulullah menjawab : 1)
Mereka itu adalah orang yang membangun kebersamaan karena mencintai Allah SWT,
2) mereka yang saling mengunjungi karena Allah SWT, 3) mereka yang membuat
majelis taklim untuk mengagungkan Allah SWT.
it's so imagine me !
BalasHapus