Minggu, 17 Juni 2012

Takdir yang akan menimpamu tidak akan meleset darimu

 PENJELASAN KITAB SYARHUS SUNAH  (Imam Al Barbahari)
Oleh Bp. Bp. Agus Effendi, M.Ag. 
Disampaikan dalam Kajian Malam Rabu Muhammadiyah Temanggung, tanggal 12 Juni 2012

PASAL 57
 
57.  Ketahuilah suatu yang ditakdirkan akan menimpamu tidak akan meleset darimu dan apa
yang ditakdirkan tidak menimpamu, tidak akan menimpamu .


Diriwayatkan dari beberapa sahabat Nabi diantaranya Ubaybin Ka’ab, Arm bin Al’Ash, Anas bin Malik dan lainnya. Hadist Ubay bin Ka’ab diriwayatkan oleh Ibnu Hibban melalui jalur  Ibnu Dailami, dia mengatakan : “ Ada yang mengganjal di dalam jiwaku mengenai maslah takdir, saya khawatir ini akan merusak agama dan permasalahanku, kemudian saya mendatangi Ubay bin Ka’ab, lalu aku mengatakan: “ Wahai Abu Al Mundzakir, sesungguhnya ada yang mengganjal di dalam jiwaku mengenai masalah takdir, saya khawatir ini akan merusak agama  dan permasalahanku, maka kabarkanlah kepada saya sesuatu yang berkenaan dengan hal ini, mudah-mudahan dengannya Allah memberi manfaat kepada saya.” Kemudian dia mengatakan :
“ Seumpama Allah (mentakdir) untuk mengadzab penduduk langit dan bumi niscaya Allah akan mengadzab mereka dan Dia tidak berbuat dholim kepada mereka, dan seumpama Allah memberi rahmat kepada mereka niscaya rahmatNya lebih baik bagi mereka dari pada amalan-amalan mereka. Walau kamu memiliki amalan semacam emas sebesar gunung Uhud atau seperti gunung Uhud yang kamu infaqkan ke jalan Allah, niscaya tidak akan diterima sebelum kamu beriman kepada takdir. Dan ketahuilah sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu maka tidak akan meleset darimu, dan apa yang ditakdirkan  tidak menimpamu maka tidak akan menimpamu. Dan apabila kamu meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman dengan keyakinan semacam ini maka kamu akan masuk neraka. Dan cobalah kamu datang kepada saudaraku Abdullah bin Mas’ud untuk bertanya kepadanya.” Kemudian saya mendatangi Abdullah bin Mas’ud  untuk bertanya kepadanya, dan diapun mengatakan seperti apa yang dikatakan Ubay bin Ka’ab, kemudian Abdullah bin Mas’ud mengatakan kepada saya : “ Coba kamu datang menghadap Khudzaifah, kemudian saya datangi Khudzaifah dan bertanya kepadanya, diapun mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Ubay bin Ka’ab dan Abdullah bin Mas’ud. Kemudian Khudzaifah berkata : “ Datanglah kepada Zaid bin Tsabit dan bertanyalah kepadanya. Kemudian saya mendatangi Zaid bin Tsabit dan bertnya kepadanya, kemudia dia mengatakan  :  “Saya mendengar Rasulullah bersabda  :  Seumpama Allah  (mentakdirkan) untuk mengadzab penduduk langit dan bumi niscaya Allah akan mengadzab mereka dan Dia tidak berbuat dholim kepada mereka, dan seumpama Allah (mentakdirkan) memberi rahmat kepada mereka niscaya rahmatNya lebih baik bagi mereka dari pada amalan-amalan mereka. Walau
kamu memiliki amalan semacam emas sebesar gunung Uhud atau seperti gunung Uhud yang kamu infaqkan ke jalan Allah, niscaya tidak akan diterima sebelum kamu  beriman kepada takdir. Dan ketahuilah sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu maka tidak akan meleset darimu, dan apa yang ditakdirkan tidak menimpamu maka tidak akan menimpamu. Dan apabila kamu meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman dengan keyakinan  semacam ini maka kamu akan masuk neraka.” (ini adalah lafal Ibnu Majjah).
Penjelasan :
Dengan memahami pernyataan tersebut diatas, seharusnya kita dapat terhindar dari perasaan takut atau was-was, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang dan percaya diri untuk selalu tawakal kepada Allah SWT. Dan rezeki yang kita terima tidak mungkin diambil oleh orang lain. Kalaupun ada rezeki yang seolah-olah akan menjadi milik kita, lalu diambil oleh orang lain, itu hanyalah ujian pada kita agar kita  selalu ingat pada Allah.  Dan tidak ada takdir Allah yang melset atau nyasar, semuanya sudah pasti. Dan takdir ini merupakan ujian dari Allah SWT agar kita selalu bersabar. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar