Kamis, 23 Februari 2012

MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM YANG SEJATI (YANG SEBENAR-BENARNYA)

Oleh Bp. Lanang Mudadi (Temanggung)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 19 Pebruari 2012.

Alhamdulillah, atas rahmad dan ridho Allah SWT telah mempertemukan kita bersama – sama mengakaji ayat Allah dan sunah Rasulullah SAW. Mudah – mudahan majelis padi ini membawa manfaat untuk dunia kita dan akhirat kita.
Tujuan Dakwah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam. Kondisi yang ideal adalah berjalannya Al Qur’an dan Sunnah didalam tatanan hidup masyarakat. Tetapi saat ini kita belum menemukan kondisi yang ideal tersebut. Hampir – hampir kehidupan umat ini belum sepenuhnya dipandu oleh Al Qur’an dan Sunnah. Kalau kita bicara tentang pribadi muslim yang sejati atau yang sebenar – benarnya hanya ada pada uswatun hasanah, Rasulullah SAW. Dalam Al Qur’an sebutan uswatun hasanah hanya untuk 2 orang, yaitu Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS.
Nabi Muhammad mempunyai keseimbangan antara amalan dunia dan akhirat. Berjuang untuk tatanan kehidupan dengan sungguh – sungguh dan amalan untuk kehidupan akhirat dengan sepenuh hati. Nabi Ibrahin AS adalah sosok seorang bapak yang bisa berdialog dengan anaknya, Isma’il AS tentang masalah agama, antara lain dialog tentang mimpi Nabi Ibrahim tentang penyembelihan Ismail. Disini Nabi Ibrahim tidak memerintahkan Ismail, tetapi mendiskusikannya dan Ismail dengan ikhlas mengikuti perintah Allah melalui mimpi Nabi Ibrahim.
Karena kondisi sekarang tidak ideal , kehidupan umat ini belum sepenuhnya dipandu oleh Al Qur’an dan Sunnah , maka masih diperlukan dakwah. Maka aktualisasi dakwah adalah :
  1. Menegakkan tauhid yang murni (akidah) berdasar Al-qur’an dan As-sunnah . Disini berarti menegakkan ajaran bahwa tidak ada sesembahan yang patut disembah, kecuali hanya Allah. Seperti sabda Nabi pada Ali ra.: Wahai Ali, kalau engkau minta , mintalah kepada Allah. Kalau minta perlindungan , mintalah perlindungan pada Allah. Penegakan akidah harus memahami kalimat “la illaha ilallah”. Pada jaman Nabi pemahaman makna “la illaha ilallah” adalah sangat dalam dan betul –betul dilaksanakan karena tahu akibat dari pengucapan kalimat tersebut. Umar bin Khatab setelah mengucapkan kalimat “la illaha ilallah”, langsung membuat pengumuman : Siapa yang ingin istrinya janda, siapa ingin anaknya yatim, saya ingin hijrah, cegahlah aku. Dari kalimat “la illaha ilallah” itu harus ada 4 hal yang harus di tiadakan, yaitu :
  1. Al alliha : apa – apa yang diyakini oleh manusia yang dapat mendatangkan madhorot / manfaat selain Allah, sehingga tergantung kepada hal tersebut. Sebagai contoh; ada sebagain penduduk di lereng G. Merapi yang meyakini bahwa siapa yang makan ‘sego gunung’ akan aman dari lahar . Contoh lain tentang barang yang diyakini mempunyai manfaat, seperti keris, akiq, batu permata dan lainnya. Keyakinan seperti itu harus dihilangkan.
    Kalau ada batu yang paling bagus didunia ini adalah hajar aswad . Tetapi syariat nya tidak ada keyakinan bahwa mencium hajar aswad akan memberi kekuatan. Umar bin Khatab ketika mencium hajar aswad , beliau berkata : Saya tahu bahwa kamu adalah batu, sebagaimana batu – batu yang lain. Saya yakin bahwa kamu tidak bisa memberi madhorot. Tetapi karena dulu saya melihat Rasulullah mencium kamu, maka saya ikuti.
  1. At tawahid, yaitu siapa saja yang rela diibadahi, ditaati, diikuti. Yang wajib diikuti adalah Allah.
  2. Al andaq, yaitu segala yang bisa memalingkan manusia dari Allah, bisa harta, keluarga, kendaraan dan lainnya.
  3. Al arba’ , yaitu siapa saja yang berfatwa bertentangan dengan kebenaran dan diikuti. Cantoh, fatwa bahwa siapa yang bisa ziarah 7 kali berturut – turut di makam wali songo, sama dengan haji.

    Dari kalimat “la illaha ilallah” juga harus menetapkan 4 hal, yaitu :
  1. Al qosdu wal niat , yaitu tujuan dan niat hanya kepada Allah.
  2. Al mahabah, yaitu cinta kepada Allah
  3. Al Khauf, yaitu takut kepada Allah
  4. Ar rojaq, yaitu berharap kepada Allah
  1. Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam, ajaran Islam kedakwahkan kepada umat, baik yang sudah beragama Islam atau yang belum. Baik secara lisan / ceramah atau dengan tulisan, radio , televisi dan lainnya.
  2. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat, merupakan praktek atau amalan ajaran Islam dalam kehidupan nyata. 

    The Seven Golden Habit (Tujuh kebiasaan yang mulia/baik) yang bisa membentuk pribadi muslim yang sejati :
    1. Tertib dalam melaksanakan shalat, tepat waktu.
    2. Puasa, wajib dan sunah
    3. Berinfaq dan berzakat secara terprogram
    4. Beramal shaleh dan berjihad setiap hari
    5. Membaca al-qur’an setiap hari ( 1 hari 1 juz = 1 bulan khatam )
    6. Membaca buku lebih dari 1 jam/hari
    7. Berpikiran positif dan murah senyum
Karena waktu umat manusia didunia sangat pendek, maka gunakan waktu sebaik mungkin, seperti sabda Nabi :

Umur umatku antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, Sangat sedikit yang melampaui dari itu “ { HR. At-tirmidzi }
Juga dari firman Allah SWT dalam QS. Al Ashr (103) : 1-3 :

1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dari ayat diatas supaya jadi orang yang tidak merugi maka harus beriman, menjalankan amal sholeh, berdakwah dan bersabar. Hadist lain yang membahas tentang waktu adalah :

Waktu bagaikan pedang, kalau tidak digunakan dengan bijak, akan memotong kita”

Untuk memanfaatkan waktu, harus disertai oleh kebiasaan positif, sesuai Nabi bersabda :
Ketika Allah SWT menghendaki hambanya itu baik, maka hamba itu dipekerjakan sebelum matinya. Kemudian para sahabat bertanya : Bagaimana Allah mempekerjakan hambanya ? . Nabi menjawab : Allah memberikan taufiq berupa keringanan / kemudahan untuk beramal sholeh, kemudian dia meninggal dalam keadaan beramal sholeh.”
Untuk menjadi pribadi muslim yang baik sebaiknya jangan salah memilih sahabat dan teman, seperti yang telah diperingatkan dalam QS. Al Furqan(25) : 27-29 :
27. Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya *, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) Aku mengambil jalan bersama-sama Rasul".28. Kecelakaan besarlah bagiKu; kiranya Aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan** itu teman akrab(ku). 29. Sesungguhnya dia Telah menyesatkan Aku dari Al Quran ketika Al Quran itu Telah datang kepadaku dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
* menggigit tangan (jari) maksudnya menyesali perbuatannya.
** yang dimaksud dengan si Fulan, ialah syaitan atau orang yang Telah menyesatkannya di dunia.

Dari ayat diatas dapat diambil hikmahnya , bahwa lingkungan, pergaulan atau teman yang baik akan membawa kepada kepribadian yang baik pula, demikian juga sebaliknya.
Selain itu, untuk menajadi pribadi muslim yang baik, seyogyanya kita juga mengingat asal muasal manusia, seperti firman Allah dalam QS. Al Hajj (22):5 :

5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Jadi seyogyanya, kehidupan pribadi muslim harus diperbanyak amalan sholeh, sehingga tidak ada penyesalan seperti yang disebutkan dal Al Qur’an QS. Al Mu’minun (23): 99-100 :

99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah Aku (ke dunia), 100. Agar Aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah Aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.

Pengumuman :
  1. Infaq masuk Rp. 1.022.000,-
  2. Jama’ah terdata sebanyak 250 orang.
  3. Zakat yang masuk AZMU Rp. 360.000,- dari 4 orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar