Rabu, 20 Juni 2012

BAHAYA BID’AH, TAHAYUL DAN KHURAFAT

Oleh Bp. H. Bisyron Muhtar, S. Ag.  (Temanggung)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 17 Juni 2012.
 
  
59.  Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisaa (4), 59).

 116.  Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan  menyesatkanmu dari jalan Allah,  mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).  (QS. Al An’aam (6),116).
Mereka berdusta  terhadap Allah  seperti menghalalkan memakan apa-apa yang  telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang  telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak, juga  melakukan suatu ibadah dengan harapan pahala padahal Rasulullah tidak mengajarkannya. 
Abu Dzar Al Ghifari Berkata :  “Tidak  ada  yang  diabaikan  oleh Nabi  SAW,  sampai  burung yang mengepakkan sayapnya di langit, beliau telah mengajarkan kepada kami tentang ilmunya”. Dalam hal ini Rasulullah telah menepati sifat tabligh, yaitu menyampaikan ilmu dari Allah.  Salman Al Farisy Berkata    (ketika ditanya apakah Nabi telah mengajarkan cara berhajat)  :  “Ya, beliau telah melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat dan melarang kami membersihkan hajat dengan kurang dari tiga batu atau dengan tangan kanan atau dengan kotoran kering atau dengan tulang”
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Islam melalui Rasulullah telah memberi petunjuk, membimbing dan mengatur umatnya dari hal yang besar (tauhid) sampai hal yang kecil (kebutuhan pribadi), sehingga merupakan ajaran yang lengkap. Dengan menambah (mengada-ada) ibadah berarti menganggap Islam atau ajaran Rasulullah kurang lengkap.


PENGERTIAN BID’AH
Menurut bahasa  : sesuatu yang baru (diada-adakan). Menurut  istilah  : sesuatu yang diada-adakan di dalam masalah agama yang menyelisihi apa yang ditempuh Nabi SAW dan para sahabatnya, baik berupa aqidah maupun amal.  (Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin).
 Macam-Macam Bid’ah :
1.  Bid’ah Qouliyah I’tiqodiyah: bid’ah yang  bersifat pemikiran dan akidah.  Contoh: Pernyataan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama dari Nabi Muhammad SAW.
2.  Bid’ah fil ‘Ibaadah :
a.  bid’ah fie ushulil ‘ibadah (membuat ibadah yang tidak ada dasar dalam syariat : sholat/puasa tertentu di luar syariat, perayaan-perayaan dsb.)
b.  bid’ah fie ziaadatil ‘ibaadah (menambahkan sesuatu pada ibadah yang telah disyariatkan : menambah rakaat sholat dll).
c.  bid’ah dalam pelaksanaan ibadah yang disyariatkan sehingga  tidak sesuai dengan anjuran atau sunnah Nabi : dzikir bersama dengan suara keras/merdu; memperketat diri dalam suatu ibadah sampai keluar dari batas sunnah.
d.  bid’ah dengan mengkhususkan waktu tertentu dalam melaksanakan ibadah yang disyariatkan: puasa dan tahajjud nisfu sya’ban.
Prinsip dalam ibadah adalah : Semua ibadah  itu dilarang, kecuali dalil yang memerintahkan (dari Allah dan Rasulillah). Prinsip dasar diluar ibadah adalah : segala sesuatu boleh dilakukan kecuali ada dalil yang melarangnya.




 





11 komentar:

  1. saya mencari tentang takhayul, tapi kenapa tidak ada pembahasan nya ?

    BalasHapus
  2. Maaf kita ada kajian waktu tidak mencukupi, kami usahakan ada materi tentang hal tersebut

    BalasHapus
  3. saya tanya balik pada muhammadiyah, muhammadiyah melarang mengadakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW akan tetapi muhammadiyah malah mengadakan acara peringatan milad muhammadiyah, agama ko' di buat main2 bung !!!

    BalasHapus
  4. mengadakan maulid nabi juga termasuk bid'ah kalee ???
    emang di negara lahirnya agama islam ada tntang maulid nabi ?? itu hanya budaya yg sangat kental di negara kita bang anonim klo menurut saya hehee

    BalasHapus
  5. Maulid nabi bidah, dzikir ramai2 dgn suara bidah, tp perayaan ulang tahun muhammadiyah meriah dan gk ada faedahnya, menghabiskan waktu,tenaga dan materi.. mubadzir.. msh bagus dzikir bersama..

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagaimana Anda bisa bilang nggak ada faedahnya? kami melakukan pengajian, berbagi ilmu, berbagi makanan, sadaqah, mengadakan baksos, apa itu dilarang? dan setiap acara itu harus ada biaya, tenaga dan waktu yang tersita mas.

      Hapus
  6. saudara 2 sekalian seislam dan perjuangan, mari kita damaikan hati danb fikiran kita. jangan lah berselisih faham sesama islam. kalo memang aqidah berbeda jangan lah menjadi pemicu kebencian, mari kita berlomba- lomba mencari kebaikan. kita hanya berusaha mencari yang terbaik disisi ALLAH SWT, hanya ALLAH SWT lah yang berhak menentukan mana yang baik dan buruk amalan kita kelak di akhirat.
    KIta manusia tinggal melakukan ibadah yang sesuai dengan ajaran islam, yang tertera pada Al-quran dan al-hadis. selain amalan yg tidak diajarkan jangan kita lakukan itu saja. bagaiman tentang hadis nabi" BARANG SIAPA YANG TIDAK MENGIKUTI SUNAHKU MAKA DIA BUKANLAH KAUMKU",
    Kemudian menjelang Rosul meninggal beliau mewasiatkan kepada kita" Barang siapa yang berpegang teguh pada dua perkara maka dia akan selamat didunia dan akhirat, yaitu AL-QURAN dan AL-HADIS.
    Kalo dicermati maka haram hukumnya kita mencampurkan adukkan ajaran islam dengan ajaran agama yang lain, rosullah aja pernah mengatakan padakaum kafir kurais " untukku agamaku dan untukmu agamamu, jadi sudah jelaslah apa yg perlu diperdebatkan lagi??????? mau dibawa kemana agama ISLAM ini kalo umatnya masih aja berselisih sesama saudara islam!!!! padahal agama lain udah jauh melangkah memasang setrategi untuk menghancurkan islam dengan berbagai cara!!!!!!!. apa kata duaniaaaaaaaaaaaa.....????????

    BalasHapus
  7. Menurut bahasa : sesuatu yang baru (diada-adakan). Menurut istilah : sesuatu yang diada-adakan di dalam masalah agama yang menyelisihi apa yang ditempuh Nabi SAW dan para sahabatnya, baik berupa aqidah maupun amal. (Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin). lalu bagaimana dengan pengoprasian kendaraan bermotor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Anonim yg baik... bid'ah itu ditujukan bukan untuk urusan keduniaan (seperti membangun madrasa, membuat sepeda motor, membuat komputer dll), tp yg diarahkah Bid'ah di dalam Islam adalah Ajaran "Ibadah Syariah" yg diajarkan Alloh dan Rosululloh... nah ibadah syariah yg tidak pernah diajarkan Alloh dan Rosul-Nya terus menjadi pedoman anda, itu baru disebut Bid'ah mas.. :)

      Hapus
    2. bid'ah ga ya kalo kita sebut
      Allah.....Alloh
      Rasulullah....Rosululloh
      dalam bahasa arab huruf (0) kemana ya....?
      Karna terjemah banyak sekali huruf (ooooo)

      Hapus
    3. Dear All,

      Saya coba menjawab sesuai ilmu yang saya dapat.

      Mengenai penulisan lafadH ada sebuah ilmu yang namanya transliterasi atau konversi penulisan dengan tanda baca, untuk lafadz penulisan yang benar menurut saya dan resmi adalah "Allāh" dengan simbol atau tanda baca "ā" yang menggantikan "mad fathah" yang harus dibaca panjang min. 2 harkat.

      Jadi jika dituliskan secara benar seharusnya "Allāh" atau bisa juga dengan penulisan sesuai pengucapnnya yaitu "Allooh" dengan 2 "o" yaitu dengan mengikutkan bacaan mad fathah (alif khanjiriyyah) bukan dengan 1 "o" karena akan menghapuskan alif khanjiriyyah sehingga pengucapan nya menjadi pendek "Alloh".

      Sedangkan bid'ah dan yang termasuk bid'ah adalah penambahan sesuatu dalam urusan agama, sedangkan milad Muhammadiyyah bukanlah bagian dari agama, sebagaimana milad atau maulid Rasulullah yang dikhawatirkan dapat terjadi penyisipan dalam praktik di lapangan , sedangkan Rasulullah adalah pembawa Islam jadi harus berhati hati dalam urusan terkait Rasulullah karena bisa berdampak pada agama.

      Hapus