Sabtu, 06 Oktober 2012

PEMBINAAN AQIDAH

Oleh Bp. H. Mastur, SH. (Temanggung)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 30 September 2012.

Negara Indonesia ada yang menyebut sebagai bangsa yang apa saja bisa dibeli, seperti yang di sebutkan Muchtar Lubis dalam buku Manusia Indonesia. Ini merupakan potret kondisi Indonesia atau lingkungan kita yang menjadi kendala besar dalam penegakan aqidah. Di masyarakat ada kondisi kejiwaan kepribadian yang memprihatinkan. Dalam lingkungan masyarakat keadaan yang bathil atau dholim terselenggara dengan terbuka dan sudah berjalan lama sehingga menjadi pembiaran/kebiasaan. Kendala besar dalam penegakan
aqidah adalah :
1. Mengaku Islam, tetapi tidak sholat . Padahal sebagain besar masyarakat Indonesia beragama Islam dan mendirikan sholat. Allah berfirman dalam QS. Al ‘Ankabuut (29) ayat 45 :
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
Walaupun banyak orang shalat, tetapi kemungkaran tetap jalan, hal ini karena banyak yang melakukan amalan ibadah tetapi aqidahnya tidak dibangun dengan lurus dan kuat,sehingga ketika shalat belum bisa paham benar maksud dan makna dari gerakan dan bacaan sholat, bukan sebagai gerakan-gerakan ritual dan rutin saja. Salah satu kemungkaran yang paling sering dilakukan adalah meninggalkan sholat, sehingga kemungkaran di masyarakat akan terus ada dan merajalela. Dalam keadaan itu Allah menyerukan kepada sebagian manusia untuk berdakwah, dan mengharapkan adanya kebenaran (al haq) yang tampak di muka bumi, seperti dalam QS. Ali Imron (3) ayat 104:
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
Kebiasaan orang Indonesia menyembunyikan sifat aslinya (hipokrit) merupakan akibat dari sifat kejiwaan akaibat dijajah terlalu lama, sehingga yang muncul dipermukaan kadang banyak yang tidak sesuai dengan jati dirinya. Termasuk menampilkan bahwa dirinya sebagai orang Islam dengan berkelakuan dan beramal seperti orang Islam yang sebenarnya.


KAJIAN LENGKAP BISA KLIK DISINI 

 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar