Senin, 05 November 2012

ITTIBA’ RASULULLAH SAW


Oleh Bp. Munadi, S.Pd. (Temanggung)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 4 Nopember 2012.

Umat Islam ketika mengucapkan   dua  kalimat  syahadat  :  ‘Aku bersaksi bahwa  tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. “  Pada kalimat pertama biasanya kita tunduk untuk mengakuai bahwa Allah satu satunya yang berhak untuk disembah. Tetapi  dalam kalimat yang kedua, yang mangakui Muhammad adalah utusan Allah , masih sering terabaikan, bahkan banyak yang menyimpang dari tuntunan Rasulullah. Allah berfirman dalam QS. Ali-Imron ( 3): 31-32: 
31.  Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)  mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 32.  Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
Dari surat diatas, Allah SWT pasti mencintai dan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya dengan syarat :
1.  Ittiba’ Rasulullah saw. Mengikuti tuntunan Rasulullah saw di dalam beribadah dan beramal. Tidak membuat tatacara ibadah dan amalan yang dilandasi hawa nafsu dan tradisi atau adat-istiadat.
2.  Setiap muslim  harus  seperti para Mukhdlorim  (umat yang hidup dijaman Rasulullah, tetapi belum pernah bertemu dengan Rasulullah), apalagi kita yang jauh dari masa hidup Nabi, tetap dituntut ”berittiba’ ” kepada Nabi Allah. 
3.  Mentaati Allah dan Rasul-Nya, mutlak harus dilaksanakan sebagai orang yang  mengaku beriman, sehingga Allah pasti mencurahkan rahmat-Nya. 
4.  Bagi manusia yang tidak menta’ati aturan Allah dan Rasul, digolongkan   kaum kafir dan Allah tidak menyukai orang-orang kafir.
Dalam hadist riwayat Imam Malik dalam kitab al Muwattok , Rasulullah bersabda: ”Telah aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua perkara dengan garansi tidak akan sesat kamu sekalian, selagi berpegang kepada dua perkara yaitu Kitab Allah (al-Qur’an)  dan Sunnah Nabi-Nya (al-Hadits Shohihah)” 

Kajian lengkap Klik disini






Tidak ada komentar:

Posting Komentar