Bp. Bisyron Muhtar, S.Ag selaku Ketua PDM Temanggung membuka acara Seminar
Sesuai
dengan amanat Musyawarah Daerah Muhammadiyah Temanggung, Majelis
Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah Temanggung mengadakan
Pertemuan Pengusahaan Muhammadiyah Temanggung yang di kemas dalam
kegiatan Seminar “Menggerakkan Ekonomi Islam
melalui Lembaga Keuangan Syari’ah”.
Selain untuk mempertemukan Pengusaha Muhammadiyah juga diharapkan
setelah seminar ini ada dukungan secara kuat dan menyeluruh dari
Pimpinan Muhammadiyah untuk pembentukan Lembaga Keuangan Syari’ah
di Temanggung.
Acara
dilaksanakan di Rumah Makan “ Kampung Sawah” di Kebonsari
Temanggung pada hari Ahad 17 Juni 2012. Undangan yang hadir dari
Pimpinan Daerah Muhammadiyah , Perwakilan Ortom Muhammadiyah,
Pimpinan Cabang Muhammadiyah beserta Majelis EKonomi Cabang dan
Pengusaha andakan PCM, Perwakilan Amal Usaha Muhammadiyah dan
Pengusaha Muhammadiyah. Acara dibuka oleh Ketua PDM Temanggung, Bp.
H. Bisyron Muhtar, S.Ag. Dalam sambutannya beliau mengharapkan aksi
nyata setelah seminar ini, sehingga bisa menjadi lahan dakwah dan
bermanfaat bagi umat.
Ir. H. Saad Suharto menyampaikan paparannya.
Dalam
seminar yang dipandu oleh Bp. Makruf Effendi, SE yang juga Ketua
Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, dibagi dalam dua sesi. Sesi pagi
atau sesi I diisi oleh Ir. H. Saad Suharto (Ketua Lembaga Keuangan
Syari’ah Indonesia , Direktur
Center for Islamic Studies in Finance, Economics and Development
(CISFED) dan Direktur
Utama PT Permodalan BMT
Ventura) yang menyampaikan meteri Dinamika
Aplikasi Ekonomi Syariah.
Dalam pemaparannya Ir. H. Saad Suharto
menyampaikan perlunya penerapan Ekonomi Syariah di Indonesia untuk
dapat member kemanfaatan bagi umat dan dapat melebarkan dakwah yang
lebih efisien, karena ekonomi syari’ah di Indonesia sebetulnya
bukan baru, tetapi sudah membumi. Contohnya andanya sistem gaduh
untuk ternak sapi atau kambing, system maro
untuk penggarapan sawah, dimana semua pihak dapat manfaat bersama dan
menanggung resiko bersama. Sistem syari’ah jika dikembangkan dapat
memunculkan pengusaha kecil (Omzet/tahun> Rp
0,2 – 1 M, Aset > Rp 50 - 200 Juta )
yang sekarang baru berjumlah ± 2,02 Juta
(4,05%). Sedangkan untuk menjadikan Indonesia
lebih maju dan sejahtera dibutuhkan ±
10 juta pengusaha kecil. Yang menjadi hambatan
tumbuhnya pengusaha di Indonesia adalah tidak adanya budaya menabung
dalam masyarakat, tidak ada perencanaan keuangan dalam keluarga serta
adanya budaya kunsumtif yang tinggi dalam masyarakat.
Bp. Budi Santoso, SE menyampaikan materinya.
Untuk
sesi siang atau sesi II diisi oleh Budi Santoso, SE (Manager BMT.
TAMZIZ Pusat di Wonosobo) yang menyampaikan materi “
Urgensi Lembaga Keuangan Syari’ah di tengah umat Islam.”
Dalam kajiannya Budi Santoso, SE menyampaikan Konsep dan Sistem
Lembaga Keuangan Syari’ah dan prinsip-prinsip Lembaga Keuangan
Syari’ah yang dapat menjembatani ekonomi yang bermanfaat bagi umat
dan pengembangan dakwah.
Hasil dari Seminar ini merekomendasikan Majelis
Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah Temanggung untuk segera membuat Lembaga Keuangan Syariah di Temanggung yang berbentuk BTM (Baitut Tanwail Muhammadiyah). Dan Majelis
Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah Temanggung pun menyanggupi dengan membuat rencana tindaklanjut yaitu tanggal 23 Juni 2012 rencana berkunjung ke BTM Pusat di Wirodesa Pekalongan, dan sebelum Lebaran 1433 H sudah terbentuk badan hukum BTM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar