Oleh Bp. Agus Effendi, M.Ag. (Temanggung)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 10 Juni 2012.
Seseorang akan semakin berkualitas / baik dihadapan Allah manakala rasa takut kepada Allah semakin besar. Salah satu tanda orang yang takut pada Allah adalah orang yang selalu meningkatkan ilmunya. Seseorang yang tidak mempunyai ilmu agama, hakekatnya tidak ada ketakutan pada Allah, kalaupun ada merupakan takut yang tidak benar. Dan orang yang paling takut kepada Allah hanyalah orang-orang dari kalangan yang berilmu. Imam Hasan Turmudzi berkata : “ Ketahuilah sesungguhnya seseorang itu dikatakan menjadi ‘alim dan berhasil dalam menuntut ilmu manakala semakin tinggi rasa takutnya kepada Allah.”
Perbedaan Islam itu tidak sama, Islam dari jaman Nabi Muhammad sampai sekarang itu sama, yang ada adalah perbedaan cara memahami ajaran Islam yang berakibat pada :
1. Ia telah keluar dari jalur Islam yang sebenarnya,
2. Ada yang masih dalam ruang lingkup Islam yang benar.
Allah berfirman dalam QS. Huud (11) ayat 118-119 :
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, 119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Allah bisa menghendaki manusia menjadi umat yang sama, dengan akhlaq yang sama dan akhidah yang sama, tetapi Allah menciptakan perbedaan agar dapat memberi rahmat bagi manusia yang taat kepadaNya. Allah juga berfirman dalam QS. Al Maaidah (5) ayat 48 :
48. Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu, untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
Perbedaan pendapat adalah sunatullah, juga sebagai ujian kepada manusia, Dan Allah nantinya akan membenarkan pendapat-pendapat yang diperselisihkan (terhadap Islam). Allah juga menjelaskan dalam QS. An Nahl (16) ayat 93 :
93. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.
Kata Allah menyesatkan menurut para ulama berarti Allah membiarkan manusia dalam kesesatannya. Sedangkan kata Allah memberi petunjuk berarti Allah memberi kemudahan siapapun yang ingin mendapat petunjuk dariNya.
Dari tiga ayat diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan itu adalah :
1. Perbedaan sebagai sebuah sunnatullah ( sesuatu yang tidak dapat dihindari karena memang kehendak Allah).
2. Perbedaan sebagai ujian yang akan di minta pertanggung jawabannya
3. Dengan perbedaan ada yang mendapat petunjuk (hidayah) dan ada yang tersesat .
Kata Allah menyesatkan menurut para ulama berarti Allah membiarkan manusia dalam kesesatannya. Sedangkan kata Allah memberi petunjuk berarti Allah memberi kemudahan siapapun yang ingin mendapat petunjuk dariNya.
Dari tiga ayat diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan itu adalah :
1. Perbedaan sebagai sebuah sunnatullah ( sesuatu yang tidak dapat dihindari karena memang kehendak Allah).
2. Perbedaan sebagai ujian yang akan di minta pertanggung jawabannya
3. Dengan perbedaan ada yang mendapat petunjuk (hidayah) dan ada yang tersesat .
Golongan yang menyimpang dari Islam
Kajian Lengkap Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar