Oleh Bp. Budiman Mustofa, Lc., M.P.I (Surakarta)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 27 Mei 2012.
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 27 Mei 2012.
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.( QS. Al Baqarah (2) 177).
Ayat ini menjawab fitnah orang Yahudi ketika umat Islam diperintahkan merubah arah kiblat dari Masjidil Aqsha Jerusalem ke Masjid Haram Mekkah, bahwa orang beriman (puncak kebaikan) itu bukan sekedar menghadapkan wajahnya kebarat atau timur, tetapi orang yang benar- benar beriman adalah :
1. Beriman kepada Allah,
2. Beriman terhadap hari Kemudian (akhir),
3. Beriman kepada malaikat-malaikat,
4. Beriman kepada kitab-kitab,
5. Beriman kepada nabi-nabi
6. Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta.
7. Memerdekakan hamba sahaya,
8. Mendirikan shalat, dan
9. Menunaikan zakat; dan
10. Orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
11. Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Dan di dalam ayat ini menegaskan ditegaskan ibadah kita tidak sekedar formal dengan sholat saja, tetapi juga dituntut keimanan dalam hati dan ibadah untuk masyarakat sekitarnya (sosial). Pemberian harta (sadaqah) diutamakan kepada kerabat karena bermanfaat untuk menyambung tali silaturrahmi dan mendapat pahala dari sadaqah tersebut.
Ayat ini menjawab fitnah orang Yahudi ketika umat Islam diperintahkan merubah arah kiblat dari Masjidil Aqsha Jerusalem ke Masjid Haram Mekkah, bahwa orang beriman (puncak kebaikan) itu bukan sekedar menghadapkan wajahnya kebarat atau timur, tetapi orang yang benar- benar beriman adalah :
1. Beriman kepada Allah,
2. Beriman terhadap hari Kemudian (akhir),
3. Beriman kepada malaikat-malaikat,
4. Beriman kepada kitab-kitab,
5. Beriman kepada nabi-nabi
6. Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta.
7. Memerdekakan hamba sahaya,
8. Mendirikan shalat, dan
9. Menunaikan zakat; dan
10. Orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
11. Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Dan di dalam ayat ini menegaskan ditegaskan ibadah kita tidak sekedar formal dengan sholat saja, tetapi juga dituntut keimanan dalam hati dan ibadah untuk masyarakat sekitarnya (sosial). Pemberian harta (sadaqah) diutamakan kepada kerabat karena bermanfaat untuk menyambung tali silaturrahmi dan mendapat pahala dari sadaqah tersebut.
Sabar yang utama adalah ketika musibah datang pada hentakan pertama, dan mengucapkan innalillahi wa innalilahi roji’un. Karena ujian atau musibah yang datang dalam rangka peningkatan kelas ketaqwaan kita.
Kesempurnaan beribadah manusia adalah pelaksanaan ibadah yang benar kepada Allah disertai dengan selalu memohon pertolongan pada Allah. Seperti yang selalu kita ucapkan setiap hari :
Kesempurnaan beribadah manusia adalah pelaksanaan ibadah yang benar kepada Allah disertai dengan selalu memohon pertolongan pada Allah. Seperti yang selalu kita ucapkan setiap hari :
Kajian lengkap Klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar