Sesuai dengan agenda kegiatan yang dirancang sejak 2011, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Temanggung berencana akan mengadakan kunjungan ke Observatorium Bosscha di Lembang Bandung pada tanggal 15 Juli 2012.Kegiatan ini diadakan dalam rangka menambah pengetahuan tentang ilmu perbintangan (ilmu falak) dan menyaksikan hilal yang menjadi dasar perhitungan hisab yang dipakai oleh Muhammadiyah. Rencana keberangkatan dari Temanggung jam 16.00 (Ahad sore), sampai bandung jam 6.00 dilanjutkan dengan wisata di Kota bandung, baru jam 15 masuk ke Observatorium Bosscha.
Jumlah peserta yang sudah mendaftar sekitar 40 orang yang terdiri dari anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Temanggung, Majelis Tarjih dan Tajdid Cabang Muhammadiyah se Kab. Temanggung dan beberapa anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Temanggung.
Observatorium Bosscha merupakan tempat peneropongan bintang tertua di
Indonesia. Observatorium Bosscha didirikan pada tanggal 1 Januari 1923
oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda pada masa penjajahan dulu.
Pembangunan observatorium ini semula bertujuan untuk memajukan Ilmu
Astronomi di Hindia Belanda (Indonesia).
Observatorium yang sebagian besar didanai oleh Karel Albert Rudolf
Bosscha—seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar—ini bertempat di
kawasan Lembang, tepatnya 15 kilometer di bagian utara Kota Bandung,
Jawa Barat. Berada di atas tanah seluas 6 hektar dengan ketinggian 1.300
meter di atas permukaan laut, membuat kawasan ini dianggap cocok
menjadi tempat mengamati bintang-bintang, planet-planet dan benda-benda
langit lainnya, selain memberikan udara yang sejuk dan pemandangan yang
indah, karena dulu pada masa pembangunannya dalam radius lima kilometer
daerah ini relatif masih kosong sehingga masih terbebas dari polusi
cahaya yang bisa mengurangi kualitas pembentukkan citra atau hasil
pengamat terhadap benda langit yang sedang diamati.
Observatorium terbaik di Asia Tenggara ini mempunyai lima buah
teleskop besar, yaitu Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt
Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO dan
Teleskop Refraktor Unitron. Setiap teleskop mempunyai spesifikasi
tersendiri dan digunakan untuk keperluan berbeda-beda.
Setiap tahun sekitar 60.000 orang, yang 80%-nya adalah pelajar,
mengunjungi observatorium ini untuk melihat temuan pakar-pakar dunia
atas benda-benda langit. Sejak didirikan, tak kurang 500 kertas kerja
telah dihasilkan oleh Observatorium Bosscha.
Ada beberapa kunjungan yang disediakan disini, yaitu :
• Kunjungan siang
• Kunjungan malam rutin
• Kunjungan malam permintaan khusus
Tapi perlu ingat, obsevatorium ini tidak menerima kunjungan pada :
• Hari Minggu dan hari-hari libur nasional
• Hari Senin (untuk perawatan teknis teropong dan intrumentasi)
• Seminggu sebelum dan setelah hari raya Idul Fitri
• Tanggal 30 Desember sampai dengan 3 Januari tahun berikutnya.
Apabila terdapat fenomena alam khusus / aktivitas astronomi (Astro Camp, kenampakan obyek langit tertentu) biasanya diumumkan melalui internet. HTM-nya pun hanya sekitar Rp 5.000,- s/d Rp 10.000,-
• Kunjungan siang
• Kunjungan malam rutin
• Kunjungan malam permintaan khusus
Tapi perlu ingat, obsevatorium ini tidak menerima kunjungan pada :
• Hari Minggu dan hari-hari libur nasional
• Hari Senin (untuk perawatan teknis teropong dan intrumentasi)
• Seminggu sebelum dan setelah hari raya Idul Fitri
• Tanggal 30 Desember sampai dengan 3 Januari tahun berikutnya.
Apabila terdapat fenomena alam khusus / aktivitas astronomi (Astro Camp, kenampakan obyek langit tertentu) biasanya diumumkan melalui internet. HTM-nya pun hanya sekitar Rp 5.000,- s/d Rp 10.000,-
SUmber pendukung :
http://gotoplace.wordpress.com/
http://www.wisatadibandung.com
ini juga bid'ah lho
BalasHapus