Minggu, 18 Desember 2011

Tentang Gunung Berapi

Dengan meningkatnya status Gunung Sindoro dari Normal (level 1) menjdi waspada (level 2) pada tanggal 5 Desember 2011, menjadikan kita mempuny kesadaran, bahwa kita orang – orang Temanggung ternyata berdampingan dengan gunung berapai yang dapat menyimpan keindahan, kemegahan, dan kesuburan tanah, juga menyimpan potensi bahaya. Sehingg terlintas dibenak kita peristiwa meletusnya Gunung Merapi di Magelang bulan Nopember 2011. Dibawah ini artikel yang diambil dari beberpa sumber tentang gunung berapi.
 Gunung Merapi Erupsi 2010 (www.dongenggiologi.com)
Sudah sering kita mendengar dan melihat bagaimana gunungapi beraksi. Artikel dari VSI (Vulkanological Survey of Indonesia) ini cukup lengkap menjelaskan bagaimana terbentuknya, asal - usul serta jenis-jenisnya.. Yang dibawah ini cerita ilmiahnya gunungapi.

Apa sih gunungapi itu ?
Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu :
(1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan
(2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya;
(3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer;
(4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
 Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya. (www.dongengeologi.com)

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
  1. Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;
  2. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.
  3. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar;
  4. Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
  5. TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
  6. Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerakroti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
  7. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.
Tipe Letusan Gunungapi. (www.dongengeologi.com)

Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah,membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik ataufreatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Struktur gunungapi, terdiri atas :
  1. struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar;
  2. kaldera, bentukmorfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kalderaletusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yangsangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terusmenerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera;
  3. rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan disebut graben;
  4. depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapa iukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

Letusan-letusan ini dapat dikelompokkan juga berdasarkan tipe lavanya seperti dibawah ini:

(www.mdmc.or.id)

KLASIFIKASI GUNUNGAPI DI INDONESIA
1. Tipe A
Gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600
2. Tipe B
Gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsimagmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara
3. Tipe C
Gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,namun masih terdapat tandatanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah Pos pengamatan

BAHAYA GUNUNGAPI
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung(sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusangunungapi adalah :
  1. Leleran lava , leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusaksegala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung darikekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800 – 1200 derajat C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikangunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukuplamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya. Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur. 
     (Letusan Gunung Berapi-sumber: eworldpost.com)
  1. Aliran piroklastik (awan panas), Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian,letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah.Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas darimagma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan alirandapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut. Awanpanas Gunung Merapi (Badan Geologi) Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagipenduduk sekitar gunungapi. 
     
  1. Jatuhan piroklastik, Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukuptinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah anginkemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalantertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapatmenggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan. Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggupernafasan dan membahayakan jalur penerbangan pesawat. 
     (Debu Vulkanik-sumber: freeextras.com)
  1. Lahar letusan , Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancamanlangsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
  2. Gas vulkanik beracun , Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2,HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh. Pengeluaran gas CO2 di G. Dieng membunuh banyak penduduk.

Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi aktif:
  1. 1. Lahar Hujan, lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut olehhujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran.Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur.
  2. Banjir bandang, banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama padalereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukupmembahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.
  3. Longsoran vulkanik, longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadirapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalampeta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.

PROSEDUR TETAP TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI
  1. Aktif Normal (Level I) , Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual,kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkanadanya kelainan,
  2. Waspada (Level II), Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secaravisual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya
  3. Siaga (Level III) , Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaankawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung.Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan
  4. Awas (Level IV) , Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupaabu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akandiikuti letusan utama.


PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNGAPI
Dalam penanggulangan bencana letusan gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.
1. Sebelum terjadi letusan dilakukan :
  • Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunungapi aktif,
  • Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunungapi yang didukung dengan dengan Peta Geologi Gunungapi,
  • Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunungapi,
  • Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunungapi,
  • Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia digunungapi,
  • Melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya sepertipeningkatan sarana dan prasarananya.
2. Saat terjadi letusan
  • Membentuk tim gerak cepat.
  • Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan peralatan yang lebih memadai.
  • Meningkatkan pelaporan dan frekuensi pelaporan sesuai kebutuhan.
  • Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah sesuai prosedur.

3. Setelah terjadi letusan :
  • Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan,
  • Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya,
  • Memberikan saran penanggulangan bahaya,
  • Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang,
  • Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak,
  • Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun,
  • Melanjutkan memantauan rutin.


Tindakan-Tindakan Perlindungan

Tindakan-tindakan perlindungan berikut ini perlu dilakukan untuk menyediakan perlindungan sementara atau permanen terhadap fenomena khusus yang bersifat merusak.
Perlindungan Terhadap Hujan Abu
  1. Melindungi bangunan-bangunan dengan menggunakan atap-atap yang tahan terhadap abu. Atap-atap tersebut harus mempunyai kekuatan yang memadai untuk menahan beratnya abu. Atap-atap yang miring membantu untuk dapat membersihkan abu.
  2. Dianjurkan untuk menggunakan materi barlapis lembaran metal agar tahan terhadap kebakaran dan dapat digunakan untuk menutupi jendela-jendela terhadap partikel-partikel besar. Abu perlu dibersihkan secara berkala dari atap-atap bagian atas untuk mencegah keruntuhan.
  3. Gunakan saringan-sarimgan untuk menutupi hidung dan mulut sebagai pelindung debu. Kain yang berlubang lembut bisa melindungi pembuka-pembuka mesin. Hydran kebakaran dan sumber daya emergensi lainnya harus dilindungi agar tidak terkubur oleh abu.
Perlindungan Terhadap Aliran Piroklastik
Di daerah-daerah yang mudah terkena letusan dan aliran piroklastik, kerusakan dapat terjadi hampir menyeluruh dan sangat cepat. Satu-satunya perlindungan yang riil terhadap aliran piroklastik adalah evakuasi daerah tersebut sebelum erupsi.
Perlindungan Terhadap Aliran Lumpur (Lahar)
  1. Rencanakan rute-rute evakuasi untuk lolos ke tempat yang lebih tinggi.
  2. Dirikan rintangan-rintangan pembelok untuk membelokkan aliran lumpur menjauh dari tempat hunian.
  3. Turunkan tingkat atau volume air dari tempat penampungan dan danau-danau pada jalur aliran untuk menampung volume aliran.
  4. Bangun parit-parit atau kanal-kanal sepanjang tepi-tepi sungai untuk mengubah aliran.
  5. Bangun bendungan-bendungan pengontrol untuk mencegah gerakan menurun dari batu-batu besar.
  6. Jangan membangun tempat hunian permanen pada jalur-jalur aliran lumpur yang sudah diketahui atau diprediksi.

JANGAN LUPAKAN BENCANA!

Tindakan paling tepat untuk tidak melupakan bencana adalah :
1. Cari tahu bencana apa yang mungkin terjadi di lokasi dimana anda sering berada.
2. Pelajari dengan benar cara-cara pengamanan setiap bencana.
3. Lakukan pelatihan pengamanan seolah-olah bencana tersebut benar-benar terjadi.
4. Jadwalkan pelatihan pengamanan berulang, walaupun dalam jangka waktu lama tidak terjadi bencana, Dengan demikian cara-cara pengamanan sudah menjadi kebiasaan bagi anda.
5. Tularkan hal ini kepada orang-orang yang anda cintai di sekeliling anda….karena tentunya anda tidak ingin selamat sendirian pada saat benar-benar terjadi bencana bukan?!
Mudah-mudahan membantu.

Sumber :www.mdmc.or.id, www.dongenggeologi.com, http://www.kompasiana.com/novisusan

5 komentar:

  1. Boleh dong minta posting khusus membahas letusan sindoro terakhir (th 1970) ?

    BalasHapus
  2. Ok, kita coba kumpulkan materi-materinya, atau ada bahan baru ?

    BalasHapus
  3. boleh juga ya minta sedikit ilmu masalah HILAL..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daftar wisata dakwah majelis Tarjih ke Lembang Jawa Barat bulan Mei, mau lihat hilal langsung

      Hapus
  4. minta sejarahnya SD Muhammadiyah 1 Tmg dong,,,,,
    makasih atas kebaikannya,,Ok

    BalasHapus