Penjelasan Kitab : Tafsir Al ‘Usyril Akhir Minal Qur’anil Karim Min Kitab Zubdatit Tafsir. (Tafsir dari 3 Juz terakhir dalam Al Qur’an). Penulis Al Syaikh Doktor Muhammad Bin Sulaiman Al Asyqor, terbitan Saudi Arabia (www.tafseer.info)
Oleh Bp. H. Drs. Asy’ari Muhadi. MA
(disampaikan dalam Kajian Malam Rabu Muhammadiyah Temanggung, 24 Januari 2012).
Keutamaan Membaca dan Mempelajari Al Qur’an.
Al Qur’an itu kalam Allah , dan Allah mengutamakan Al Quran atas seluruh kalam yang lain seperti keutama Allah diatas segala makluknya. Dan membacanya lebih utama dari pada ucapan lainnya.
Keutamaan mempelajari, mengajarkan, dan membaca Al Qur’an :
- Pahala belajar Al Qur’an, seperti sabda Nabi : “Sebaik – baiknya dari kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan kemudian mengajarkannya”. (HR. Bukhari).
- Pahala membaca Al Qur’an , seperti sabda Nabi : “Siapa saja yang membaca satu huruf dari kitab Allah dia akan mendapatkan kebaikan 1 (satu) dan akan dibalas 10 (sepuluh) tandingannya.” (HR. Tarmidzi).Ibnu Rajjab (Ulama/Syech) berkata : Maka pelipat gandaan kebaikan/pahala dengan sepuluh kali lipat itu pasti, bagi setiap kebaikan – kebaikan . Dan telah ditunjukkan kepada kita firman Allah :” Siapa yang mengeluarkan kebaikan satu, maka dia dibalas sepuluh kali lipat pahalanya.” Adapun tambahan kelipatan pahala atas 10 lipat itu, bagi orang yang dikehendaki Allah (tergantung keikhlasanya), manakala Allah mau melipat gandakan balasan baginya. Kadang – kadang tambahan itu sampai 700 kali lipat, bahkan lebih banyak lagi. Sedang yang demikian itu setelah dapat anugerah dari Allah setelah khusuknya hati dan dia mengambil pelajaran dari yang di baca dan memahami apa yang dibaca.
- Keutamaan mempelajari Al Quran, dan menghafalkan dan mahir dalam membaca Al Quran.
Nabi bersabda : "Perumpamaan orang yang membaca al-Qur'an sedang ia hafal , dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur'an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala." (H.R Muttafaq 'alaih). Dan Nabi bersabda : "Dikatakan kepada ahli Al-Qur'an, 'Bacalah, naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membaca di dunia, karena kedudukanmu terletak pada akhir ayat yang kamu baca." (H.R At-Tirmidzi).
Al-Khaththabi mengatakan: "Disebutkan dalam atsar (perkataan sahabat Nabi) bahwa jumlah ayat Al-Qur'an adalah sesuai dengan jumlah tingkatan dalam surga. Dikatakan kepada pembaca (Al- Qur'an), 'Naiklah dalam tingkatan sesuai dengan ayat Al-Qur'an yang sebelumnya kamu baca (di dunia).' Karena itu siapa yang menyelesaikan dalam membaca dengan sempurna seluruhnya al-Qur'an, maka ia menempati tingkatan surga yang paling atas di akhirat. Sedang siapa yang membaca sesuatu juz darinya, maka kenaikannya dalam tingkatan surga sesuai dengan bacaannya itu. Dengan demikian, akhir pahalanya adalah pada akhir bacaannya."
4. Pahala mengajarkan Al Quran pada anaknya.
Nabi bersabda : "Barang siapa saja membaca al-Qur'an, mempelajarinya, mengajarkan dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orangtuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanyatanya: "Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu?", Dijawab: "Karena anakmu telah membawa al-Qur'an." (H.R Al-Hakim).
5. Syafa’at di akhirat bagi orang yang sering membaca Al Quran
Nabi bersabda :"Bacalah al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa'at kepada para pembacanya." (HR. Muslim). Dan sabda beliau : "Puasa dan al-Qur'an keduanya akan memberikan syafa'at kepada seorang hamba pada hari Kiamat …" (HR. Ahmad dan al-Hakim).
6. Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dan mengkajinya/mempelajari Al Quran.
Sabda Nabi "Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Ta'ala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya serta saling belajar, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjung oleh Allah di hadapan para makhluk yang di sisi-Nya." (H.R Abu Dawud).
Keterangan : Jika seseorang sedang membaca Al Quran, maka yang lain menyimak/meneliti/mendengarkan, tidak saling menentang dari bacaan dengan bacaan yang ada.
Hukum-hukum (Adab) membaca al-Qur'an
- Adab membaca Al Quran.
Disebutkan oleh Ibnu Katsir, di antaranya:
- Tidak menyentuh al-Qur'an atau membacanya kecuali dalam keadaan suci,
- bersiwak sebelum membacanya,
- mengenakan pakaiannya yang terbaik,
- menghadap kiblat,
- berhenti membaca jika menguap,
- tidak memotong bacaan dengan suatu perkataan kecuali memang ada keperluan,
- pikirannya terkonsentrasi,
- ketika melalui ayat yang berisi janji berhenti untuk memohon kepada Allah dan ketika melalui ayat yang berisi ancaman memohon perlindungan kepada-Nya,
- tidak meletakkan al-Qur'an tercerai berai juga tidak meletakkan sesuatu di atasnya,
- tidak saling mengeraskan bacaan terhadap orang lain,
- tidak membaca di dalam pasar dan di tempat-tempat hiburan."2. Tatacara membaca al-Qur'anMembaca Al Quran dan dzikir dalam sholat dan yang lain – lainnya, tidak terhitung sampai terucapkan, sekedar sampai dirinya sendiri mendengar, tetapi tidak mengganggu orang lain. Takutlah seseorang itu manakala pelan – pelan membaca Al Quran.Anas bin Malik ra. ketika ditanya tentang bacaan Nabi SAW, ia menjawab: "Beliau senantiasa membaca dengan perlahan (sesuai dengan panjang pendeknya). Jika beliau membaca Bimillahirrahmanirrahim, beliau baca dengan perlahan Bismillah, beliau baca dengan perlahan Ar-Rahman dan beliau baca dengan perlahan Ar-Rahim." (HR. Al-Bukhari)3. Jumlah Ayat yang Dibaca Dalam Sehari Semalam:
Para sahabat Nabi SAW biasanya membuat untuk diri mereka sendiri sejumlah ayat Al-Qur'an untuk dibaca setiap hari. Tidak seorang pun dari mereka yang senantiasa mengkhatamkan Al-Qur'an dalam waktu kurang dari tujuh hari. Bahkan ada larangan berkenaan dengan mengkhatamkan Al-Qur'an dalam waktu kurang dari tiga hari.
4. Menghafal Al Quran
Apabila seorang membaca Al Quran itu dari hafalannya sampai pada derajat tadzabur (mengingat maknanya) dan dia menyatukan antara hati dan mata, lebih banyak dari pada yang dihasilkan baginya dari mushaf, maka membaca dengan hafalan itu lebih utama. Kalau ragu –ragu (antara ingat dan tidak) lebih baik membacanya dari Al Quran.
Wasiat :
Cepat – cepatlah wahai saudaraku, untuk menggunakan waktu melaksanakan membaca Al Quran. Jadikanlah dirimu kuasa dan mampu membaca Al Quran, tanpa meninggalkannya, meskipun banyak urusan. Sedikit tetapi rutin lebih baik daripada banyak tapi kadang – kadang. Manakala kau lupa atau tertidur, maka bacalah di qadha/diganti untuk besok. Sabda Nabi SAW : "Siapa saja tidur melupakan hizbnya (amalan kebiasaan) atau sesuatu darinya, lalu membacanya pada waktu antara Shalat Subuh dan Shalat Zhuhur, maka dicatat baginya pahala seakan-akan ia telah membacanya di malam hari." (HR. Muslim).
Dan janganlah kamu jadi orang yang meninggalkan Al Quran dan melupakan Al Quran dengan cara bagaimanapun juga, seperti menjauhi pembacaannya, pemahaman maknanya, pengamalannya, atau tidak bisa mendapat manfaat atau berobat dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar