(Tafsir dari 3 Juz terakhir dalam Al Qur’an)
Penulis Al Syaikh Doktor Muhammad Bin Sulaiman Al Asyqor, terbitan Saudi Arabia (www.tafseer.info)
Oleh Bp. H. Drs. Asy’ari Muhadi. MA
(disampaikan dalam Kajian Malam Rabu Muhammadiyah Temanggung, 3 Januari 2012).
Segala puji bagi allah, kesejahteraan dan keselamatan semoga terlimpah pada Nabi kita Rasul utusan Allah.
Ketahuilah saudaraku kaum muslim dan muslimah - semoga Allah merahmati kalian- sesungguhnya wajib atas kita, mempelajari 4 (empat) masalah pokok :
1. Ilmu : yaitu ilmu tentang Allah SWT, ilmu tentang Nabi Muhammad, ilmu tentang agama Islam. Sesungguhnya tidak boleh kita menyembah Allah tanpa dasar ilmu. Dan barang siapa yang melakukan menyembah Allah tanpa ilmu maka dia tergelincir dalam kesesatan. Orang tersebut menyerupai orang – orang Nasrani.
Keterangan : Ilmu tidak bisa diwariskan, tetapi harus dipelajari. Ilmu tentang Allah SWT juga disebut ilmu tauhid yaitu untuk mengetahui kekuasaan Allah dan sifat – sifat Allah. Ilmu tentang Nabi untuk mengetahui bagaimana Nabi mengajarkan Islam, perilaku dan tauladan Nabi. Sedangkan ilmu tentang agama Islam untuk mengetahui dasar – dasar agama Islam, siapa yang membawa dan sikap kita terhadap ajaran Islam. Ilmu tentang menyembah kepada Allah meliputi bagaimana kita menyembah Allah, syarat rukunya bagaimana , dasarnya apa dan lainnya.
Keterangan : Ilmu tidak bisa diwariskan, tetapi harus dipelajari. Ilmu tentang Allah SWT juga disebut ilmu tauhid yaitu untuk mengetahui kekuasaan Allah dan sifat – sifat Allah. Ilmu tentang Nabi untuk mengetahui bagaimana Nabi mengajarkan Islam, perilaku dan tauladan Nabi. Sedangkan ilmu tentang agama Islam untuk mengetahui dasar – dasar agama Islam, siapa yang membawa dan sikap kita terhadap ajaran Islam. Ilmu tentang menyembah kepada Allah meliputi bagaimana kita menyembah Allah, syarat rukunya bagaimana , dasarnya apa dan lainnya.
2. Amal : Dan barang siapa mengerti tetapi dia tidak mengamalkan, maka dia menyerupai orang Yahudi. Dikarena orang – orang Yahudi itu, mereka mengerti tentang ilmu tetapi tidak mengamalkan. Dan termasuk reka daya setan, sesungguhnya setan itu akan menjauhkan kita dari ilmu. Dia menanamkan anggapan pada manusia, bahwasanya manusia itu akan terbebaskan tuntutan disisi Allah karena kebodohannya. Dan seseorang itu tidak tahu, bahwa barang siapa yang memiliki kemampuan / waktu untuk belajar, tetapi dia tidak melakukan belajar itu, maka besok di akherat tetap tegaknya atas orang itu hujjah (tuntutan). Dan inilah alasan kaum Nabi Nuh: “Mereka meletakkan jari - jari tangannya dalam telinganya, dan mereka menutup wajahnya dengan baju-bajunya.” (QS. Nuh : 7). Dengan hal semacam itu mereka menganggap tidak ada hujah atas mereka.
Keterangan : Kita mengamalkan ilmu menurut kadar kemampuan kita. Kaum Nabi Nuh ketika diberi ajaran agama selalu berkilah/ berkelit / beralasan untuk tidak mendengar ajaran Nabi Nuh, bahkan menutup telinga dengan jarinya dan menutupi wajahnya agar tidak melihat Nabi Nuh, dan mereka menganggap tidak mendengar ajaran Nabi Nuh (kebenaran).
Keterangan : Kita mengamalkan ilmu menurut kadar kemampuan kita. Kaum Nabi Nuh ketika diberi ajaran agama selalu berkilah/ berkelit / beralasan untuk tidak mendengar ajaran Nabi Nuh, bahkan menutup telinga dengan jarinya dan menutupi wajahnya agar tidak melihat Nabi Nuh, dan mereka menganggap tidak mendengar ajaran Nabi Nuh (kebenaran).
3. Mendakwahkannya : Sesunggunya Ulama sejati dan penyeru dakwah, mereka itu pewaris para Nabi. Dan sungguh Allah telah melaknat kaum Bani Isra’il di katakan : “ Karena mereka tidak saling melarang terhadap kemungkaran yang mereka lakukan. Sungguh jelek apa-apa yang mereka perbuat.”(QS. Al Maidah :79). Dan dakwah dan pengajaran itu merupakan fardu khifayah. Manakala ada orang yang sudah mengadakan pengajaran/dakwah dan taklim dan sudah mencukupi, maka tidak dosa yang lain. Manakala meninggalkan dakwah dan taklim itu (tidak dilaksanakan) , maka semuanya dosa.
Keterangan : Yang menjadi warisan Nabi adalah Al Qur’an dan Sunnah. Yang dimaksud ulama sejati jika berdakwanya ,menyerukan permasalahan yang ada atau bersumber dari AL Qur’an dan Sunnah.
4. Sabar atas penistaan – penistaan , didalam mempelajari ilmu, mengamalkan ilmu, dan mendakwahkan ilmu.
Catatan: Kebersamaan kita didalam menghilangkan kebodohan, dan mempermudah dalam mempelajari ilmu yang wajib (Ilmu tentang Allah, Nabi dan agama Islam), maka kami mengumpulkan dalam buku ringkas ini , untuk membantu mempelajari tentang ilmu syari’ah. Dengan kajian tiga juz Al Quran yang terakhir. Yang kami himpun dalam seper sepuluh Al Quran yang terakhir. Karena umumnya ayat – ayat itu diulang – ulang. Sesuatu yang tidak dapat semua, tetapi tidak perlu ditinggal semua.
Dan kami berharap sekali pada palajaran yang menyangkut 3 juz terakhir itu, dan kami berusaha apa yang dikaji sudah sahaih dari Nabi, dan kami tidak mememandang bahwa kami telah mencapai kesempurnaan, karena sifat sempurna itu milik Allah. Tetapi upaya ini adalah upaya minimal, jika benar maka dari Allah, apabila salah maka dari diri kami dan setan. Allah dan Rasulnya terbebaskan dari kesalahan. Dan semoga Allah merahmati kepada orang yang menujukkan pada kita kesalahan-kesalahan kita, dengan kritik yang bertujuan membangun.
Keutamaan Al Qur’an.
Al Qur’an itu kalam Allah , dan Allah mengutamakan Al Quran atas seluruh kalam yang lain seperti keutama Allah diatas segala makluknya. Dan membacanya lebih utama dari pada ucapan lainnya.
Keutamaan mempelajari, mengajarkan, dan membaca Al Qur’an :
- Pahala belajar Al Qur’an, seperti sabda Nabi : “Sebaik – baiknya dari kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan kemudian mengajarkannya”. (HR. Bukhari).
- Pahala membaca Al Qur’an , seperti sabda Nabi : “Siapa saja yang membaca satu huruf dari kitab Allah dia akan mendapatkan kebaikan 1 (satu) dan akan dibalas 10 (sepuluh) tandingannya.” (HR. Tarmidzi).
Ibnu Rajjab (Ulama/Syech) berkata : Maka pelipat gandaan kebaikan/pahala dengan sepuluh kali lipat itu pasti, bagi setiap kebaikan – kebaikan . Dan telah ditunjukkan kepada kita firman Allah :” Siapa yang mengeluarkan kebaikan satu, maka dia dibalas sepuluh kali lipat pahalanya.” Adapun tambahan kelipatan pahala atas 10 lipat itu, bagi orang yang dikehendaki Allah (tergantung keikhlasanya), manakala Allah mau melipat gandakan balasan baginya. Kadang – kadang tambahan itu sampai 700 kali lipat, bahkan lebih banyak lagi. Sedang yang demikian itu setelah dapat anugerah dari Allah setelah khusuknya hati dan dia mengambil pelajaran dari yang di baca dan memahami apa yang dibaca.
Download kitab asli klik disini
Download kitab asli klik disini
Bersambung ………………dalam pertemuan yang akan datang…………………………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar