Selasa, 15 Mei 2012

Muhammad SAW adalah Rasul Terakhir


Oleh Bp. H. Djundardo (Temanggung)
Disampaikan dalam Kajian Kuliah Subuh Ahad Pagi Muhammadiyah Temanggung,
Tanggal 13 Mei 2012.
Pemahaman bahwa Muhammad  SAW adalah Nabi &  Rasul terakhir kita peroleh  dengan proklamasi kita sebagai orang muslim dengan membaca syahadat. Sehingga Muhammad adalah Rasul terakhir adalah bagian dari keyakinan orang muslim dan sudah jelas. Sehingga sikap mengingkari hal ini adalah kafir . Hal ini perlu dibahas karena :
·         Banyak orang mengaku Nabi
·         Adanya faham yang mengaburkan kebenaran
·         Ancaman terhadap anak-cucu kita
Jika  muncul pertanyaan apakah agama masih diperlukan ? yang merujuk  dari fakta :
·         Pertentangan & permusuhan atas nama Agama banyak terjadi
·         Semua agama bersifat Exclussive (merasa paling benar)
·         Orang bisa hidup tanpa agama
Ini menjadi tantangan dakwah bagi kita.

Tantangan Dakwah
1.      Mencapai masyarakat semakin mudah, menyakinkan masyarakat semakin sulit .
2.      Kompetisi dalam komunikasi Dakwah kalah dengan komunikasi produk dakwah yang kain.
3.      Jangkauan semakin jauh (lintas batas),  kearifan lokal semakin terpinggirkan .
4.      Banyak pesan (iklan) NON SPIRITUAL , masyarakat semakin haus  SPIRITUAL.
5.      Perkembangan zaman mendorong nilai baru  ada yang antipati, apatis, tidak akses, cuek terhadap agama.
6.      Zaman sudah terbuka, masih banyak masyarakat yang masih tertutup.
7. Globalisasi membawa manfaat, namun mengaburkan batas-batas wilayah & norma



Muhammad Penutup Nabi
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. QS. Al Ahzab (33) : 40.
Ada yang berargumen bahwa Nabi Muhammad hanya Nabi terakhir. Bukan Rasul terakhir. Namun hadits di bawah menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi terakhir, tapi juga Rasul terakhir:  Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini ?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”
Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda:  “Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad,  saya Ahmad,  saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya,  saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya,  saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”
Rasulullah SAW menjelaskan: “Suku Israel dipimpin oleh Nabi-nabi.  Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya.  Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
Abdur Rahman bin Jubair mengatakan: “Saya mendengar Abdullah bin ‘Amr ibn-’As menceritakan  bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan meninggalkan kita.  Beliau berkata: “Aku Muhammad, Nabi Allah yang Ummi”, dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: “Tidak ada lagi Nabi sesudahku”. (Musnad Ahmad, Marwiyat ‘Abdullah bin ‘Amr ibn-’As).

Mengaku Nabi ( palsu )
Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW:  “Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi,  dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku, Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir.Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat …”
Peristiwa aku mengaku nabi dan rosul bukan hal baru dalam sejarah Umat Islam, bahkan di setiap agama pun ada. Namun, dalam lebih dari dua abad ini kebanyakan muncul dikalangan Umat islam. Yang paling menohok karena disokong oleh kekuasan politik dan militer era kolonialisme adalah pengakuan Mirza Ghulam Ahmad pendiri Ahmadiyyah yang mengaku nabi dengan sokongan Inggris sebagai promotornya.
Kesimpulan :
·         Kita harus Yakin 100 % , Tak ada Nabi setelah Muhammad
·         Menghina Rasul tanda tak iman / kafir
·         Semua syari’at  tidak berlaku setelah diutusnya Muhammad saw.
·         Akan ada orang yang membuka-buka syari’at lama; dan menambah-nambah syari’at baru

Keharusan mengosongkan ajaran selain Islam
Suatu ketika Rasul dengan Abu Bakar,  Umar  datang dan membuka baju, membawa lembaran lembaran taurat.  Rasul langsung berwajah merah, dan  Abu Bakar bertanya: Apa kamu tidak melihat wajah Rasul ? Seketika Umar berucap : Rodhitu billahi robba, wabil Islami dina, wabi Muhammadin nabiyya warasula  , Rasul sabda :  Kalau Musa hidup dan kamu ikut Musa kamu tersesat.

Tanggungjawab Rasul

128.  Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. 129.  Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiKu; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".
Ali bin Abi Tholib ra. berkata  Ia sangat takut dengan 2 perkara : Panjang angan-angan dan  hawa nafsu . Beliau menjelaskan  , Panjang agan angan akan melaliakan akhirat , dan Hawa nafsu mencegah dari kebenaran. Ingatlah, dunia telah berbalik pergi dan akhirat sedang datang menghadap, masing-masing dari keduanya mempunyai anak . Maka jadilah anak-anak akhirat  jangan anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah hari beramal tanpa hisab,  dan besuk adalah hari hisab tanpa amal  (HR. Ahmad dalam Az zud, II/48).

Kisah Muhammad Al-Fatih, Pangeran Penakluk Konstantinopel (Turki)
Rasulullah SAW pernah bersabda : “ Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel. Sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir Nya, dan sekuat-kuat pasukan adalah pasukan Nya.” (HR. Ahmad).
Seorang Pangeran Muda bernama Muhammad Al-Fatih terobsesi menaklukkan konstantinopel. Di sepertiga malam terakhir menjalang malam penaklukan Konstantinopel, ia mengumpulkan semua prajuritnya dalam barisan. “Saudara-saudaraku  dijalan Allah, amanah yang dipikulkan ke pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. 700 tahun Rasulullah telah menggerakkan Mujahid tangguh, namun Allah belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian, siapa yg pernah meninggalkan shalat fardhu sejak balighnya, silahkan duduk”. Begitu sunyi, tak seorangpun bergerak. “Yang pernah meninggalkan Puasa Ramadhan, silahkan duduk”. Tak satupun pasukannya yang bergerak. “Yang pernah mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari satu bulan, silahkan duduk”. Beberapa gelintir orang perlahan menekuk kakinya, berlutut berlinang air mata . “Yang pernah kehilangan hafalan Qur’an-nya silahkan duduk”. Kali ini lebih banyak yang duduk,menangis sedih, khawatir tak ikut menjadi ujung tombak pasukan. “Yang pernah meninggalkan shalat malam sejak balighnya, silahkan duduk”. Tinggal sedikit yang masih berdiri dengan wajah yang sangat tegang . “Yang pernah meninggalkan puasa Ayyaamul Bidh (puasa  tanggal 14, 15) silahkan duduk”.  Kali ini semua terduduk lemas, hanya satu orang yang masih berdiri. Dialah sang pangeran itu sendiri. Kemudian Pangeran mengajak pasukan untuk bertaubat kehadirat Allah SWT dan berdoa agar dapat diberi kekuatan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar